Sembuh total dari Bell's Palsy (lumpuh syaraf wajah sebelah)
Ini adalah pengalaman pribadi saya sendiri, sembuh total dari Bell's Palsy. Apa itu Bell's Palsy?saya sendiri baru tahu istilah itu setelah berobat alternatif ke klinik akupunktur di daerah Jalan WR Supratman Bandung. Gejala yang saya alami adalah rasa mati rasa di wajah saya, dimulai dari bibir yang rasanya seperti bengkak dan saya menduga itu diakibatkan alergi seperti setelah makan sambal terasi mentah. Saat saya coba bercermin untuk melihat wajah saya dan baru sadar setengah wajah saya sulit untuk digerakkan, termasuk alis, kelopak mata, hidung, dan bibir. Betul betul sebelah wajah saya yang tidak bisa digerakkan, saya pun panik dan takut itu adalah Stroke!
Beruntung sekarang adalah zaman informasi dan teknologi, semua informasi bisa dicari lewat internet. Saya mencari informasi lewat mesin pencari Google dengan memasukkan gejala yang saya alami. Dari banyak artikel yang saya baca, banyak yang mengatakan gejala tersebut adalah Bell's Palsy, seperti yang pernah dialami oleh Rano Karno dan artis Samuel Zylgwyn. Rata rata penderita Bell's Palsy sembuh dalam waktu 3 bulan. Ada yang sembuh total, ada pula yang meninggalkan efek permanen, misal alis yang bisa mengangkat, tapi tidak simetris dengan alis sampingnya.
Seharusnya penanganan gejala ini dilakukan secepat mungkin. Sementara, saya memutuskan untuk ke klinik akupunktur karena saya ada tugas ke luar kota berangkat siang hari itu selama 3 hari ke depannya. Dari klinik akupunktur saya mendapat informasi mengenai Bell's Palsy karena banyak pasien dengan gejala yang sama berobat kesana dan kira kira penyebabnya adalah virus Herpes dan menyerang syaraf wajah. Untuk penanganan medis seharusnya dilakukan segera setelah gejala terasa dan diperlukan konsultasi dengan dokter syaraf. Saya baru sempat ke dokter syaraf hari kelima dari pertama terasa gejalanya setelah hari keempat konsultasi di fasilitas kesehatan tingkat pertama (puskesmas atau setara) dan mendapat rujukan ke dokter syaraf di RS Hermina Arcamanik Bandung menggunakan BPJS kesehatan.
Dokter syaraf yang saya pilih adalah dr. Harman Dhani, Sp.S berdasarkan saran dari kakak ipar saya yang bekerja di bidang kesehatan. Dokter syaraf mendiagnosa saya terkena Bell's Palsy dan penyebabnya benar adalah virus sejenis virus Herpes dan menyerang saat daya tahan tubuh saya tengah turun akibat kelelahan atau banyak beban pikiran, ditambah pencetus berupa sering terkena AC mobil atau ruangan, atau terpapar angin malam jika sering keluar rumah menggunakan motor. Penanganan akan lebih efektif jika dilakukan lebih awal, secepat mungkin setelah gejala terasa agar obat yang diberikan berupa obat antivirus (saya diberikan obat antivirus tablet dengan dosis cukup banyak untuk dihabiskan dalam 10 hari) ditambah vitamin syaraf. Saya perlu kontrol lagi ke dokter syaraf satu bulan ke depan. Selain itu, saya pun diberikan rujukan ke dokter rehabilitasi medik dengan jeda sekitar satu minggu setelah dari dokter syaraf untuk mendapatkan penanganan fisioterapi demi menyembuhkan dan mengaktifkan syaraf wajah saya. Saya disarankan untuk menjaga mata saya yang sulit berkedip menggunakan kacamata dan menjaga agar tidak terlalu terpapar AC dan angin malam, jika naik motor perlu helm full face. Obat yang ditanggung BPJS hanya sebagian dan sisanya dibayar pribadi, tetapi tidak mahal, saya hanya keluar sekitar Rp. 70.000,- saat itu.
Dokter rehabilitasi medik saya adalah dr. Rina Puspasari Suryana Sp.RM. Beliau memberikan jadwal fisioterapi selama satu bulan ke depan dan juga diberikan jadwal kontrol satu bulan kemudian. Jadwal fisioterapi normalnya adalah dua hari per minggu, jadi dalam satu bulan ada delapan kali terapi. Tetapi menurut saran dr. Rina, sebaiknya agar cepat sembuh dan karena saya masih muda, fisioterapi nya lebih baik dilakukan tiga kali seminggu, tetapi jatah dari BPJS hanya dua kali perminggu dan sekali fisioterapi lainnya ditanggung pribadi. Untuk sekali fisioterapi pribadi, biayanya adalah sekitar Rp.85.000,-. Fisioterapi yang saya lakukan ada dua jenis, satu adalah diberikan sinar inframerah untuk relaksasi otot wajah saya yang kaku akibat Bell's Palsy dan kedua adalah diberikan terapi pemijatan getar menggunakan alat (saya lupa nama alatnya) untuk merangsang syaraf wajah saya agar aktif kembali. Selain itu, saya diberikan PR untuk senam wajah dan dipijat sendiri di rumah dengan gerakan yang diajarkan terapis saat sesi fisioterapi.
Satu bulan berlalu, dokter melihat progres saya adalah sekitar 80% dan diberikan vitamin syaraf lagi dari dokter syaraf, dan jadwal terapi dua kali seminggu normal dari dokter rehabilitasi medik. Bulan kedua saya kontrol lagi, saya dinyatakan sembuh oleh dokter syaraf dan diberikan vitamin lagi untuk dihabiskan sebulan ke depan. Dari dokter rehabilitasi medik, saya diberikan jadwal fisioterapi satu kali seminggu dan sudah tidak perlu kontrol lagi. Alhamdulillah kini tiga bulan sudah berlalu, saya pun sembuh, jika terasa sedikit kedutan saya lakukan senam wajah rutin dan dipijat sendiri di rumah sesuai saran fisioterapis. Semoga pengalaman yang saya alami ini jadi pelajaran bagi semua orang yang kebetulan membaca tulisan ini dan jika ada yang mengalami gejala yang sama, jangan ragu untuk langsung lakukan penanganan dengan konsultasi ke dokter syaraf. Terima kasih.
Bandung
Februari 2018 pertama kali gejala terasa
Mei 2018 sembuh total dan tulisan ini dibuat
Beruntung sekarang adalah zaman informasi dan teknologi, semua informasi bisa dicari lewat internet. Saya mencari informasi lewat mesin pencari Google dengan memasukkan gejala yang saya alami. Dari banyak artikel yang saya baca, banyak yang mengatakan gejala tersebut adalah Bell's Palsy, seperti yang pernah dialami oleh Rano Karno dan artis Samuel Zylgwyn. Rata rata penderita Bell's Palsy sembuh dalam waktu 3 bulan. Ada yang sembuh total, ada pula yang meninggalkan efek permanen, misal alis yang bisa mengangkat, tapi tidak simetris dengan alis sampingnya.
Informasi umum Bell's Palsy dari Google search |
Seharusnya penanganan gejala ini dilakukan secepat mungkin. Sementara, saya memutuskan untuk ke klinik akupunktur karena saya ada tugas ke luar kota berangkat siang hari itu selama 3 hari ke depannya. Dari klinik akupunktur saya mendapat informasi mengenai Bell's Palsy karena banyak pasien dengan gejala yang sama berobat kesana dan kira kira penyebabnya adalah virus Herpes dan menyerang syaraf wajah. Untuk penanganan medis seharusnya dilakukan segera setelah gejala terasa dan diperlukan konsultasi dengan dokter syaraf. Saya baru sempat ke dokter syaraf hari kelima dari pertama terasa gejalanya setelah hari keempat konsultasi di fasilitas kesehatan tingkat pertama (puskesmas atau setara) dan mendapat rujukan ke dokter syaraf di RS Hermina Arcamanik Bandung menggunakan BPJS kesehatan.
Gejala Bell's palsy yang saya alami saat dinas luar kota
Dokter syaraf yang saya pilih adalah dr. Harman Dhani, Sp.S berdasarkan saran dari kakak ipar saya yang bekerja di bidang kesehatan. Dokter syaraf mendiagnosa saya terkena Bell's Palsy dan penyebabnya benar adalah virus sejenis virus Herpes dan menyerang saat daya tahan tubuh saya tengah turun akibat kelelahan atau banyak beban pikiran, ditambah pencetus berupa sering terkena AC mobil atau ruangan, atau terpapar angin malam jika sering keluar rumah menggunakan motor. Penanganan akan lebih efektif jika dilakukan lebih awal, secepat mungkin setelah gejala terasa agar obat yang diberikan berupa obat antivirus (saya diberikan obat antivirus tablet dengan dosis cukup banyak untuk dihabiskan dalam 10 hari) ditambah vitamin syaraf. Saya perlu kontrol lagi ke dokter syaraf satu bulan ke depan. Selain itu, saya pun diberikan rujukan ke dokter rehabilitasi medik dengan jeda sekitar satu minggu setelah dari dokter syaraf untuk mendapatkan penanganan fisioterapi demi menyembuhkan dan mengaktifkan syaraf wajah saya. Saya disarankan untuk menjaga mata saya yang sulit berkedip menggunakan kacamata dan menjaga agar tidak terlalu terpapar AC dan angin malam, jika naik motor perlu helm full face. Obat yang ditanggung BPJS hanya sebagian dan sisanya dibayar pribadi, tetapi tidak mahal, saya hanya keluar sekitar Rp. 70.000,- saat itu.
Dokter rehabilitasi medik saya adalah dr. Rina Puspasari Suryana Sp.RM. Beliau memberikan jadwal fisioterapi selama satu bulan ke depan dan juga diberikan jadwal kontrol satu bulan kemudian. Jadwal fisioterapi normalnya adalah dua hari per minggu, jadi dalam satu bulan ada delapan kali terapi. Tetapi menurut saran dr. Rina, sebaiknya agar cepat sembuh dan karena saya masih muda, fisioterapi nya lebih baik dilakukan tiga kali seminggu, tetapi jatah dari BPJS hanya dua kali perminggu dan sekali fisioterapi lainnya ditanggung pribadi. Untuk sekali fisioterapi pribadi, biayanya adalah sekitar Rp.85.000,-. Fisioterapi yang saya lakukan ada dua jenis, satu adalah diberikan sinar inframerah untuk relaksasi otot wajah saya yang kaku akibat Bell's Palsy dan kedua adalah diberikan terapi pemijatan getar menggunakan alat (saya lupa nama alatnya) untuk merangsang syaraf wajah saya agar aktif kembali. Selain itu, saya diberikan PR untuk senam wajah dan dipijat sendiri di rumah dengan gerakan yang diajarkan terapis saat sesi fisioterapi.
Satu bulan berlalu, dokter melihat progres saya adalah sekitar 80% dan diberikan vitamin syaraf lagi dari dokter syaraf, dan jadwal terapi dua kali seminggu normal dari dokter rehabilitasi medik. Bulan kedua saya kontrol lagi, saya dinyatakan sembuh oleh dokter syaraf dan diberikan vitamin lagi untuk dihabiskan sebulan ke depan. Dari dokter rehabilitasi medik, saya diberikan jadwal fisioterapi satu kali seminggu dan sudah tidak perlu kontrol lagi. Alhamdulillah kini tiga bulan sudah berlalu, saya pun sembuh, jika terasa sedikit kedutan saya lakukan senam wajah rutin dan dipijat sendiri di rumah sesuai saran fisioterapis. Semoga pengalaman yang saya alami ini jadi pelajaran bagi semua orang yang kebetulan membaca tulisan ini dan jika ada yang mengalami gejala yang sama, jangan ragu untuk langsung lakukan penanganan dengan konsultasi ke dokter syaraf. Terima kasih.
Bandung
Februari 2018 pertama kali gejala terasa
Mei 2018 sembuh total dan tulisan ini dibuat
Mudah-mudahan sehat selalu Mas Widi
BalasHapusMau tanya, waktu terdeteksi bell spalsy itu tekanan darahnya tinggi atau normal ya? Terima kasih
BalasHapus